BLOGGER TEMPLATES AND MyYearBook Layouts »

2011-10-27

Aku Menangis di Kuburanmu


Suara kicau burung mulai membangunkan Kyo di pagi dingin di hari minggu. Setelah mencuci mukanya dengan air sejuk kemudian ia membuat secangkir kopi hangat untuk menemaninya membaca harian pagi edisi minggu. Seperti biasa ia selalu mencari beberapa pekerjaan di kolom lowongan kerja. Kyo tidak memiliki pekerjaan tetap, dia hanya seorang vokalis band  kecil .Ketika ia mendapatkan job untuk mengisi acara ia mendapatkan upah tetapi jika tidak ia hanya mampu merenung saja.
Pada malam minggu terkadang Kyo mengunjungi pacarnya Imel yang tinggal di Perumahan Karyawan yang tidak jauh dari rumahnya. Imel memang termasuk keluarga yang berada, berbeda dengan Kyo yang hidup dalam kesederhanaan. Namun orang tua Imel tidak melarang hubungan mereka. Meski dari keluarga yang berada, tapi Imel tidak memilih-milih teman. Karena itu Kyo sangat menyayanginya dan rela melakukan apa saja agar pacarnya tersebut bahagia.
Malam hari tiba, waktunya untuk makan malam bersama antara mereka berdua. Namun saat makan malam berlangsung, hidung Imel mengeluarkan tetesan darah kental. Saat itu Kyo khawatir namun Imel hanya bilang kalau itu mimisan biasa. Mendengar itu kekhawatiran Kyo berkurang. Suatu minggu pagi mereka berjalan di taman kota namun tiba-tiba Imel jatuh pingsan, saat itu ia langsung dibawa Kyo ke rumah sakit terdekat. Setelah diperiksa oleh Dokter yang bersangkutan Imel divonis menderita kanker otak. Hal itu diberitahukan oleh Dokter ke Imel. dan dikatakan bahwa umurnya tidak akan lama lagi. “Dok, saya harap dokter tidak memberitahukan hal ini pada pacar saya yang sedang menunggu di depan. Karena saya tidak ingin dia bersedih,” pinta Imel pada Dokter tersebut.
Setelah Dokter keluar dari ruangan, “Gimana, dok, keadaan pacar saya?” tanya Kyo.
“O…anda tenang saja. Pacar anda baik-baik saja. Hanya terkena anemia atau kekurangan darah. Makanya dia sering letih dan pingsan,” jawaban Dokter pada Kyo.
“Lalu, bagaimana, dok?” tanya Kyo lagi penasaran.
“Hm… tolong biarkan dia istirahat untuk beberapa hari ini dan jangan diganggu dulu ya…” saran Dokter pada Kyo lalu masuk ke dalam ruangan.
Dokter meminta agar Imel tabah dan sabar serta banyak berdoa agar datang suatu keajaiban nanti dan segera diminta memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang penyakit yang sedang di deritanya tersebut. Dan juga untuk tidak berhenti berobat ke spesialis-spesialis kanker otak.
Akhirnya Kyo mengantar Imel pulang kerumahnya dengan sepeda motor. Sampai di depan teras, Imel mengucapkan selamat malam pada Kyo dan berpesan agar hati-hati di jalan, begitu pula dengan Kyo yang berpesan agar Imel banyak beristirahat.
Pada Malam harinya setelah selesai makan malam bersama keluarga, Imel menceritakan yang terjadi terhadap dirinya kepada kedua orang-tuanya. Imel merupakan anak satu-satunya di keluarga tersebut, jadi wajar ia sangat disayang oleh kedua orang tuanya. Mendengar apa yang disampaikan oleh anaknya tersebut kedua orang tuanya sangat sedih dan khawatir, dan segera berusaha bagaimana agar anaknya bisa cepat sembuh.
Sudah seminggu sejak pengobatan Imel yang tidak diketahui oleh Kyo. Bahkan ketika Kyo menelpon untuk menanyakan keadaannya, pasti tidak pernah diangkat.  Sms dari Kyo tidak pernah dibalas. Sampai suatu hari Imel menelpon Kyo untuk datang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Imel, Kyo dipersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu. Orang tua Imel memperhatikan dari atas tangga. Imel juga pernah berpesan pada orang tuanya untuk tidak memberitahukan penyakit yang dideritanya kepada Kyo sampai kapanpun.
Dengan wajah mulai pucat Imel meminta Kyo untuk mendengarkan ucapannya dengan serius. “Kto, aku minta kamu jauhi aku mulai saat ini…” pintanya dengan nada sedih.
“Kenapa,,,?” tanya Kyo penasaran.
“Aku mau kuliah ke luar negeri. Orang tuaku ingin aku hidup dengan orang yang sukses. Aku harap kamu bisa berusaha keras dan kembali padaku dengan kesuksesan yang kamu raih…”
Mendengar hal itu Kyo merasa terpukul dengan keadaan dirinya. Setelah Kyo pulang maka Imel menangis di dalam kamar dan orang tuanya ikut sedih melihat yang terjadi pada anaknya.
Setibanya di rumah, Kyo selalu murung dan memikirkan ucapan-ucapan yang telah didengarnya dari Imel. Itu menjadi sebuah penyemangatnya setelah pisah dari Imel. Ia bertekad untuk berusaha dan menjadi orang yang sukses, setelah itu ia akan kembali untuk membuktikan pada orang tua Imel, kalau ia mampu untuk menjadi orang yang sukses.
Hampir setiap hari ia mencari pekerjaan, kebetulan Harian Pagi yang sering ia baca menuliskan bahwa band besar bernama D.I.E sedang mencari vokalis baru. Dimulainya audisi menjadi seorang vokalis, karena karakter vocal yang sesuai dengan band rock itu, Kyo diterima sebagai vokalis band tersebut. Karir baru Kyo sebagai vokalis bend besar pun dimulai. Lagu – lagu karyanya pun telah didengar oleh Imel, ia senang Kyo sudah mulai sukses. Kini Kyo tidak lagi termenung membaca lowongan kerja di harian pagi seperti biasa, kini dia telah menjadi vokalis band terkenal dan kaya raya. Namun, apa yang telah ia raih kini tidak membuatnya lupa dari mana asalnya. Dia tidak sombong dan selalu membantu orang-orang yang kesusahan.
Pada hari minggu, seperti biasa Kyo pergi untuk berlibur pulang ke rumahnya di kampung, namun cuaca agak sedikit mendung, namun tak menjadi halangan karena ia membawa mobil. Ketika mobilnya lewat di depan rumah Imel, ia hanya mendapati rumah tersebut sudah disegel dan tak berpenghuni lagi. Kebetulan rumah lama Kyo berada di sekitar pemakaman umum, ia melihat kedua orang tua Imel berjalan kaki dengan baju yang kusam dan membawa sekeranjang bunga. Ia tidak membalas apa yang pernah dikatakan Imel dulu padanya. Ia bertanya mau ke mana kedua orang tua tersebut. Karena merasa kasihan pada Kyo kedua orang tua Imel pun melupakan janji mereka untuk tidak mengatakan keadaan anaknya yang sebenarnya.
Orangtua Imel bercerita bahwa Imel terkena kanker otak, dan sebenarnya ia tidak pergi kuliah keluar negeri tetapi untuk pergi berobat. Dia tidak ingin membuat Kyo sedih dan dia berpesan agar Kyo tetap semangat dan ia senang atas kesuksesan yang telah Kyo raih.
“Kami telah berusaha untuk kesembuhannya, seluruh harta kami jual agar anak kami bisa sembuh, tapi Tuhan berkehendak lain,” ucap orangtua Imel dengan sedih.
Setelah mendengar apa yang telah disampaikan orang tua tersebut, Kyo jatuh lemas terdiam. Sejenak ia membayangkan wajah Imel tersenyum padanya, terbayang pula segala kisah yang pernah mereka lalui bersama. Kemudian Kyo meminta orang tua Imel untuk mengantarkannya ke kuburan Imel.
Di sana segunduk tanah dan batu nisan bertuliskan nama Imelda . Kyo menatap foto yang ada di kuburan tersebut, foto yang tersenyum padanya. Meninggalkan kisah kasih yang pilu, membuat air mata Kyo jatuh untuk ke sekian kalinya, menangisi kepergian kekasih yang sangat ia cintai.